Kamis, 22 Februari 2018

Terungkap Maraknya Prostitusi Online di Manado Menggunakan Aplikasi Chat Bee Talk, Apa Alasannya?

Agen Poker Terpercaya


Agen Poker -  Polda Sulut membongkar sindikat prostitusi online di Kota Manado.
Tujuh perempuan dan dua lelaki diamankan Tim Cyber Crime dan Perbankan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus).
Adalah S (20), D (25), L (17), A (20) P (20), C (19), dan seorang ‘papi’ berinisial F (30).

Mereka tertangkap tangan sedang mempraktikan kejahatan prostitusi, Kamis (22/2/2018).
Beberapa jam kemudian, Tim Cyber Crime juga menciduk dua wanita muda dan seorang 'papi'.
"Kita lakukan penangkapan sore hari. Yang kita tangkap lima perempuan sebagai pemberi jasa dan satu papi yang membantu memasarkan," ujar Kasubdit Dua Cyber Crime dan Perbankan Ditreskrimsus Polda Sulut AKBP Iwan Permadi
Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018). 

Lanjut Iwan, ia yang langsung memimpin penangkapan. "Kita memang mendapat informasi dari berita yang dimuat Tribun Manado. Kita kemudian bergerak. Download aplikasi (BeeTalk) dan melakukan transaksi," ujar perwira menenengah Polri ini.
Tim dari Subdit Dua Cyber Crime dan Perbankan Ditreskrimsus yang terdiri atas lima orang kemudian melakukan penyamaran sebagai tamu (pelanggan).
"Kita lakukan penyamaran sebagai penyewa jasa. Mereka (pemberi jasa) tunggu di kamar. Kemudian kami masuk dan langsung bertransaksi. Setelah dibayar, saya perintahkan anggota untuk masuk. Kita kemudian langsung membawa mereka ke Mapolda Sulut. Kita amankan barang bukti di antaranya handphone, kondom, uang tunai, dan bukti percakapan," ujar Kasubdit.
Iwan mengatakan, untuk kasus ini masih akan terus dikembangkan. "Biasanya mereka ini (pemberi jasa) memasang tarif Rp 1 juta," ujar dia.
"Kalau saya memang biasanya (dibayar) Rp 1 juta," ujar D. "Saya juga begitu Rp 1 juta," tambah L.
"Ancaman hukuman enam tahun penjara. Mereka diancam dengan pasal 29 jo pasal 4 UU Pornografi, pasal 30 jo pasal 4 UU Pornografi, pasal 45 ayat (1) jo pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE)," ujar Kasubdit.
Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018). 

Pemerhati masalah sosial, Goinpeace Tumbel mengatakan, prositusi online itu operasi senyap. Tak terlihat tapi ada. Semua tahu bisnis ini terus beroperasi, namun yang ada semua acuh tak acuh.
"Jangan ada pembiaran, jangan beri kelonggaran padahal sudah tahu," kata dia.
Ada semacam toleran dalam tanda kutip. Padahal semua menyadari masalah penyakit sosial ini sangat mengganggu sendi kehidupan.
"Masalah ini memengaruhi sosial, moral, etika, spritual," kata dia.
Makin dibiarkan makin berkembang. Anak-anak generasi muda bangsa ini terancam, daya tarik 'uang gampang' bisa menjerumuskan ke dunia hitam. Tanpa menyadari mereka (generasi muda) sedang terjebak di dalamnya menikmati kesenangan gelimangan harta semu.
Kata dia, mengatasi persoalan ini, harus semua pihak. Pemerintah, aparat hukum, organisasi masyarakat, organisasi gereja dan masyarakat sendiri. Mulai dari aparat hukum dan pemerintahan, tidak tegas para pelaku.
Misalnya bisnis ini lancar dengan adanya topangan jasa hotel sebagai tempat pemuas syahwat. "Pelaku banyak yang kerja sama pihak hotel, cenderung memuluskan bisnis ini, tindak tegas, harus ditertibkan," kata dia.
Masyarakat pun jangan tutup mata ketika mengetahui, laporkan ke aparat penegak hukum. Lanjut dia, memang jika ketahuan, anak terjerumus ke prositusi online, cenderung orangtua tak mau membawa kasus ini ke kepolisian. Padahal sebaliknya kasus ini harus diusut tuntas mencari siapa pelaku dan yang menjerumuskan.
Harus diakui sejak peradaban manusia, bisnis prostitusi tak pernah mati. Tapi bukan berarti harus tutup mata. Setidaknya bisa diminimalisir dampaknya. "Jangan dibiarkan semakin masif dampaknya," ujar dia.
Motif prositusi online saat ini sudah bergeser dari sekadar masalah mengisi perut tapi lebih ke gaya hedonis.
"Bersifat hedonis demi kesenangan hidup kemudian melacurkan diri. Ini penyakit sosial di masyarakat," ungkapnya. Semua harus terlibat. Tidak hanya lembaga keagamaan, pendidikan, semua elemen masyarakat bersinergi.
"Semua menjadikan pemecahan harus booming, jangan hanya parsial. Hanya ke pemerintah, elite, tokoh agama. Tidak bisa. Ini masalah bersama," kata dia. 
Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018).

Pemerintah Gagal Sejahterakan Warga
Taufik Tumbelaka, Pengamat Pemerintahan, mengatakan ramainya prostitusi online di Sulut bisa dianggap kegagalan pemerintah menyejahteraan warga.
Alasan utama dan yang terutama dari sebagian besar orang menjual diri adalah masalah sulit terpenuhinya kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan.
Nah, dari sini saja kita bisa lihat kalau pemerintah telah gagal karena tidak membawa kesejahteraan bagi warga. Pada situasi ini muncul pertanyaan, apa langkah proaktif dan antisipatif pemerintah. Pastinya akan muncul pertanyaan begitu, kalau susah begini, pemerintah tidak bisa lepas tanggung jawab.
Penyusunan komposisi mata anggaran pada APBD Sulut 2017 juga tidak pro terhadap pemberantasan prostitusi.
Lihat saja gambaran komposisi anggaran yang tertera di link http://bpkbmd.sulutprov.go.id/.
Ada indikasi jika negara ataupun pemerintah lepas tangan terhadap masalah Pemberdayaan Perempuan dan Anak Daerah (P3AD) di Sulut. Padahal satu tugas utama dari Negara dan pemerintah adalah mensejahterakan rakyat. Coba cek berapa APBD Sulut untuk Badan/Dinas P3AD bandingkan dengan untuk Sekretariat DPRD Sulut.
Pasti kaget kalau lihat anggarannya. Dalam situs resmi Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulut dari APBD Sulut 2017 untuk Sekretariat DPRD Sulut sebanyak Rp 66,5 miliar sedangkan Dinas P3AD Sulut sekitar Rp 5,953 miliar, tidak sampai Rp 6 miliar. 
prostitusi (screnshoot)

BeeTalk, Aman dan Cepat Terhapus
Modus prostitusi melalui media sosial atau online ternyata sudah banyak dilirik para penggunanya di Manado.
Dahulu para pekerja seks komersil (PSK) melakukan cara konvensional yakni mangkal di emperan atau di jalan, kini hanya bermodal intenet dan gadget bisa menarik pelanggan untuk menawarkan jasanya.
‘Pemainnya’ melibatkan gadis usia sekolah dan kuliahan.
Jika kota lain ‘bisnis’ prostitusi online lewat medis sosial yakni Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, WeChat, untuk Kota Manado cenderung gunakan aplikasi BeeTalk.
Mereka memanfaatkan kelebihan aplikasi BeeTalk yang biasa digunakan sebagai medsos pencari teman di dunia maya (internet).
Chat sesama teman pada aplikasi ini akan terhapus beberapa detik sesuai ngobrol.
Transaksi online ini layaknya prostitusi konvensional. Ada tawar menawar harga. Namun, berdasarkan penelusuran awak media, umumnya tarif sekali main mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah untuk short time.
Lagi tren di Manado, aplikasi ngobrol rahasia ala BeeTalk yang dirilis tahun 2014 ini.
Hanya lewat chatting online, transaksi bisa berjalan lancar dan menurut beberapa pengguna lebih aman dan nyaman.
Di Manado sudah banyak pengguna aplikasi ini. Tapi tak semua perempuan bisa diajak kencan sesaat. Ada banyak juga yang memanfaatkan kelebihan BeeTalk untuk pergaulan sosial seperti mencari teman.
Tribunmanado.co.id, baru saja men-download aplikasi Bee Talk. Tiba-tiba muncul pemberitahuan seorang perempuan muda menggunakan nama Mawar meminta pertemanan. Setelah disetujui, percakapan melalui chating pun berlangsung.
Si perempuan tidak mau berlama-lama dalam percakapan. Setiap lima detik, chat otomatis terhapus. Artinya hanya lima detik balasan chat dari lawan bicara hilang. Untuk mengetahui dia perempuan bisa di-booking, ada kode khusus.
Bila tarif sudah disepakati, selanjut menentukan waktu dan tempat.
Si lawan chat menulis nama hotel, tapi belum memberitahukan kamar nomor berapa. Setelah mendatangi hotel yang disebut. Begitu diberitahukan sudah di sekitar hotel, si cewek menghubungi melalui layanan telepon pada aplikasi.
Bahkan, ia memberikan nomor teleponnya yang bisa dihubungi. Bila kelamaan menelepon, ia akan menghubungi dan menyusuh pergi ke lantai berapa serta masuk ke kamar hotel nomor berapa.
Layaknya tamu hotel lainnya, Anda bisa masuk dan menuju lantan serta kamar hotel dimaksud.
Begitu diketuk, pintu kamar hotel terbuka. Dari balik pintu terlihat sosok wanita berambut panjang dengan senyuman menyambut. Ia mempersilakan masuk. Begitulah cerita singkat praktik prostitusi online di Manado.
Informasi yang diperoleh, para pelaku prostitusi online tak sembarang memilih aplikasi chatting. Mereka memilih aplikasi yang tidak meninggalkan jejak.
Dalam aplikasi ini, penerima pesan hanya bisa melihat kiriman dalam 10 detik secara otomatis pesan elektronik akan terhapus.
Apapun yang dibicarakan tak akan meninghalkan bekas. Jika di capture tak semua percakapan bisa tertangkap layar. Ini menjadi alasan aplikasi Bee Talk dipakai mereka.
Kemudahan lainnya, aplikasi ini juga bisa memberitahukan keberadaan teman terdekat melalui global positioning system atau GPS. 
Tarifnya Rp 500 Ribu
Jingga  (bukan nama asli), wanita asal Kecamatan Malalayang berusia 26 tahun ini satu di antara PSK yang aktif menggunakan Bee Talk.
Memang baru setengah tahun ia berkomunikasi dengan pengguna jasa PSK melalui aplikasi chating yang dirilis 2014 ini. Namun ia tampak terbiasa dan mudah mendapatkan pelanggan.
"Saya mengetahui caranya menggunakan Bee Talk dari teman-teman," ujar Jingga.
Selasa (20/2/2018) pukul 12.00 wita misalnya. Jingga (bukan nama asli) terlebih dahulu menambahkan teman Bee Talk yang ia temukan pada pilihan sekitar di Bee Talk.
Jingga kemudian diajak chating. Dan tidak perlu lama-lama, hanya dengan menyebut saja kode ST atau short time maka percakapan akan langsung pada intinya yaitu untuk bermain, sebutan yang biasa diucapkan PSK untuk berhubungan intim.
Harga awal yang dipasang PSK yaitu Rp 800 ribu. Bisa kurang hingga Rp 500 ribu.
"Kenapa hanya Rp 500 ribu, karena pernah saya pasang tarif Rp 1 juta, akibatnya sepi tamu," ujar Jingga kepada Tribun Manado.
Setelah sepakat dengan tarif, Jingga kemudian meminta pelanggan datang ke hotel tempat dia menginap yakni di Satu Hotel Bintang 0 di Kecamatan Malalayang, Lantai Tiga kamar 3XX.
Petugas Hotel sudah bekerjasama dengan Jingga. Petugas Hotel akan bertanya dari mana. Jawab saja sudah janjian. Setelah itu aman.
Jingga telah menyediakan kondom atau pengaman. Ia akan meminta pelanggannya untuk menggunakan kondom sebelum bermain.
Selain Jingga, ada satu lagi wanita yang bekerja sebagai PSK di hotel tersebut.
Hampir setiap hari Jingga mendapat bermain dengan tiga orang.
"Rp 500 ribu setiap tamu. Jadi ada Rp 1.5 juta per hari. Kalau pun sepi hanya mendapat dua tamu Rp 1 juta. Tidak pernah sampai hanya satu tamu," ujar Jingga.
Untuk bermain, lanjut Jingga rata-rata tidak sampai setengah jam sudah selesai.
Layaknya pekerja swasta, Jingga punya satu hari dimana ia tidak melayani tamu.
"Hari Minggu saya tidak melayani tamu. Saya luangkan waktu untuk jalan-jalan dengan teman-teman, ataupun bersama dua orang anak saya," ujar Mawar.
Jingga selalu memperhatikan kesehatannya. Ia selalu minum susu untuk kondisi.
"Kalau sakit (di kemaluan) tidak. Namun sering merasa lelah. Saya selalu minum susu," ujar Mawar.
Pelanggan yang ia layani tidak hanya orang Manado saja. Ada juga yang menjadi tamunya berasal dari luar Manado seperti Ternate.
"Selain Ternate ada juga beberapa orang dari luar yang sudah bekerja di Manado," ujar Jingga
Uang hasil main, Jingga gunakan untuk kehidupan dua anaknya baik untuk makan dan sekolah.
"Saya sudah pernah menikah tapi berpisah dengan suami. Saya memiliki dua orang anak," ujar Jingga
Untuk tinggal, Jingga menumpang di rumah milik tantenya di Kecamatan Malalayang.
"Dua anak saya tinggal disana bersama tante saat saya bekerja. Kedua orangtua saya sudah meninggal. Keluarga saya yang lain tidak ada yang tahu pekerjaan saya. Yang mereka tahu saya bekerja di Man (satu pusat perbelanjaan di Manado). Setiap hari jam 7 malam saya pulang ke rumah," ujar Jingga
Kisah Jingga menjadi seorang PSK juga ada suka dan duka. Jingga mengatakan pernah satu waktu, ada tamu seorang lelaki yang mengaku dokter muda.
"Ia datang hanya memberikan saya uang Rp 500 ribu. Dia tidak mau main. Bahkan dia mengajak untuk menikah. Saya menolak, karena saya merasa saya tidak pantas dengan dia. Saya tidak jujur dengan dia. Dia tidak tahu kalau saya sudah punya dua anak," ujar Jingga
Selain itu, lanjut Jingga dia takut nantinya dalam beberapa bulan atau dalam beberapa tahun sikap lelaki yang mengaku dokter muda tersebut akan berubah hanya karena pekerjaannya PSK.
Selama setengah tahun bekerja sebagai PSK, Jingga juga pernah diperlakukan kasar oleh tamu.
"Saat itu saya dan tamu sedang bermain. Namun lama kelamaan tamu itu kasar. Dia sudah pukul saya. Lalu kata dia saya tidak tau main lah, tidak enak lah, dan sebagainya. Saya juga emosi dan meminta dia untuk keluar kamar. Dia sempat mengambil lagi uang Rp 50 ribu lalu keluar kamar," ujar Jingga
Jingga mengaku punya niat untuk berhenti bekerja sebagai PSK.
"Jika ada perhatian dari pemerintah saya akan berubah dan mencari pekerjaan lain. Kalau bantuan hanya Rp 2.5 juta itu tidak cukup untuk saya usaha. Kalau Rp 5 juta itu saya rasa cukup untuk saya membuka usaha," ujar Mawar. (dik)
Gunakan Kode
Prostitusi  terselubung via aplikasi chatting lagi digandrungi di Manado. Bagi kebanyakan warga, chat Bee Talk seperti hantu yang tak diketahui keberadaannya. Tapi bagi pria yang suka ‘jajan di luar’ bukan rahasia lagi.
Dari penelusuran awak media, aplikasi ini umumnya dipakai kaum milennial. Baik laki dan perempuan memenuhi daftar dalam aplikasi. Tidak sulit mencari ‘mangsa’ melalui aplikasi ini.
Ada menu mendeteksi teman terdekat dengan jarak tertentu. Jika terdeteksi wanita, cukup pakai kode 'bo' saja agar bisa direspon. 
Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, dalam aplikasi itu banyak perempuan muda yang update status dan foto. Ada yang memosting gambar tempat tidur yang sudah dirapikan dengan caption foto 'stay menunggu yang datang'.
Mencoba membuka percakapan. Saat dikirimkan pesan ‘BO’ dengan cepat wanita berkulit putih dan berambut warna merah maron itu membalas.
Ia langsung mematok tarif Rp 1 juta. Kode ‘BO’ seakan menjadi pintu masuk dunia prostitusi online. Singkat cerita, dari chat itu terungkap tarif sekali main antara Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta untuk short time.
Dalam hal memilih tempat kencan, si cewek lebih senang di hotel bintang tiga yang ada di Kota Manado. "Iya Rp 300 ribu sudah sama kamar, tapi mainnya biasa. Kalau Rp 1 juta itu full service," kata via ponsel. Ia mengaku sudah bekerja sama dengan pihak hotel. "Jadi aman, yang penting selesai langsung keluar kamar," akunya.
Ia mengaku untuk hasil dari pelanggan dibagi dengan pihak hotel.
"Berapa pembagiannya itu nanti urusan kita, pelanggan tidak perlu tahu," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar