Agen Poker - Tamparan yang dilayangkan Lukman Septiadi (27) pada 9 siswanya mengakibatkan keluhan di kepala korban.
Beberapa korban mengalami nyeri di rahang, telinga berdengung, memar, lecet, hingga pusing berkelanjutan, seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (21/4/2018).
"Dua korban (paling parah) sudah dibawa ke rumah sakit, sekarang rawat jalan," kata Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun.
Diketahui, guru tidak tetap SMK Kesatrian Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah itu telah menampar 9 muridnya.
Peristiwa itu terjadi di ruang kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) 3 SMK Kesatrian Purwokerto.
Ia melakukan kekerasan tersebut atas alasan memberi efek jera pada 9 siswa yang terlambat masuk ke kelas itu sekaligus sebagai peringatan kepada siswa yang lain.
Pasalnya, saat jam mata pelajaran yang diampu Lukman berlangsung, 9 siswa itu sedang sarapan di kantin.
Video penamparan, yang diunggah pertama kali pada Kamis (19/4/2018), telah tersebar di media sosial, yang kemudian disusul video klarifikasi dan permintaan maaf dari Lukman.
Lukman sendiri yang menyuruh siswa yang tidak dihukum untuk merekam aksi kekerasan itu.
"Jadi tersangka sengaja menyuruh siswa yang tidak dihukum untuk merekam aksi penamparan itu. Bahkan sebelumnya, tersangka juga sempat merekam sendiri (aksi penamparan)," kata Bambang.
Kini Lukman telah ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan terhadap anak oleh Polres Banyumas, Jumat (20/4/2018).
Sebanyak 13 sakisi termasuk korban dan tersangka telah diperiksa.
Tersangka akan dijerat Pasal 80 Ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan penjara.
"Bagaimanapun juga, apapun alasannya, kekerasan dalam dunia pendidikan tetap tidak dapat dibenarkan," ujar Bambang.
Sementara itu, pendamping korban dari Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPT-PKBGA) Banyumas, Tri Wuryaningsih, mengungkap masa lalu tersangka terkait caranya menggunakan kekerasan dalam mendidik.
"Cara itu didapat oleh tersangka atas dasar pengalaman masa lalu. Ini adalah bukti betapa pengalaman akan kekerasan itu akan berbekas dan jelas menimbulkan efek berantai," ungkapnya.
Kondisi psikis para korban pun dikhawatirkan terpengaruh oleh pengalaman kekerasan ini.
"Lihat saja dari kasus ini (guru tampar murid), tersangka melakukan kekerasan lantaran pernah diperlakukan serupa saat kecil dulu," lanjut Tri.
Kejadian ini mendapat tanggapan dari Wakil Kepala Kesiswaan SMK Kesatrian Purwokerto, Inayah Rahmawati, yang mengaku kaget lantaran Lukman dikenal baik dan dekat dengan para murid.
"Betul, guru yang ada di video bernama LS, kami kaget dan merasa kecolongan dengan peristiwa ini, soalnya Pak LS ini dikenal baik dan dekat dengan murid-muridnya," katanya.
Simak video di atas.
Sebanyak 13 sakisi termasuk korban dan tersangka telah diperiksa.
Tersangka akan dijerat Pasal 80 Ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman tiga tahun enam bulan penjara.
"Bagaimanapun juga, apapun alasannya, kekerasan dalam dunia pendidikan tetap tidak dapat dibenarkan," ujar Bambang.
Sementara itu, pendamping korban dari Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPT-PKBGA) Banyumas, Tri Wuryaningsih, mengungkap masa lalu tersangka terkait caranya menggunakan kekerasan dalam mendidik.
"Cara itu didapat oleh tersangka atas dasar pengalaman masa lalu. Ini adalah bukti betapa pengalaman akan kekerasan itu akan berbekas dan jelas menimbulkan efek berantai," ungkapnya.
Kondisi psikis para korban pun dikhawatirkan terpengaruh oleh pengalaman kekerasan ini.
"Lihat saja dari kasus ini (guru tampar murid), tersangka melakukan kekerasan lantaran pernah diperlakukan serupa saat kecil dulu," lanjut Tri.
Kejadian ini mendapat tanggapan dari Wakil Kepala Kesiswaan SMK Kesatrian Purwokerto, Inayah Rahmawati, yang mengaku kaget lantaran Lukman dikenal baik dan dekat dengan para murid.
"Betul, guru yang ada di video bernama LS, kami kaget dan merasa kecolongan dengan peristiwa ini, soalnya Pak LS ini dikenal baik dan dekat dengan murid-muridnya," katanya.
Simak video di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar