Minggu, 01 April 2018

Derita 4 Penyakit Langka, 13 Tahun Wanita Ini Tinggal di Kurungan Kaca, Tak Bisa Peluk Anak Suami


Agen poker Seorang wanita yang menderita empat kondisi langka yang mengancam nyawanya terpaksa tinggal di dalam kurungan kaca selama 13 tahun. 

Akibat penyakitnya itu, Juana Munoz dari Cadic, Spanyol tak bisa memeluk anak dan suaminya. 

Dia khawatir tak bisa memegang atau menggendong cucu pertamanya. 

Wanita 53 tahun itu bermimpi untuk bisa merangkul orang yang dicintainya lagi. 

Berkat masker debu organik yang dibuat Amerika Serikat, hal tersebut kemungkinan bisa terwujud. 

Namun, untuk saat ini, dia harus tinggal di dalam kurungan kaca selebar 25 meter hampir lebih satu dekade. 

Melansir Daily Mirror, tenaga medis binggung akan empat kondisi medis langka yang diderita Juana selama 29 tahun tersebut. 

Diantaranya adalah sensitivitas kimia, fibromyalgia (penyakit yang membuat penderitanya mengalami rasa sakit di sekujur tubuh), sindrom kelelahan kronis dan tanda-tanda electrosensitivity (sensitivitas pada medan elektromagnetik).


Juana mengungkapkan, kondisi tersebut dideritanya setelah dia memiliki anak pertamanya. 

Saat itu dia terkena debu dari kentang yang ditutupi anti-kecambah, yang ditanam suaminya. 

Juana sedang membersihkan kentang ketika mata kanannya mulai gatal. 

Setelah digaruk, mata dan lidahnya mulai membengkak dan kondisinya memburuk. 

Dia bangun kemudian hari di perawatan intensif, beruntung dia masih hidup. 

"Selama bertahun-tahun, saya sampai pada kesimpulan, asal-usul segala sesuatu terletak pada keracunan yang saya derita," katanya kepada media Spanyol malalui mikrofon di dalam kantong plastik di kurungan kacanya. 

Sejak Juana tinggal di dalam ruang tertutup, Manuel telah menjadi sumber dukungan yang besar baginya. 

Manuel menanam sayurannya sendiri sehingga istrinya bisa makan makanan organik segar. 

Pasangan itu sedang menunggu masker organik dari rumah sakit di Dallas sebelum cucu pertma mereka lahir. 

"Dalam beberapa minggu cucu saya akan lahir dan saya tidak tahu apakah saya akan bisa memeluknya pada suatu saat dalam hidup saya," katanya.

Hal yang paling buruk bagi Juana bukanlah rasa sakit, melainkan psikologis di mana dia tidak bisa menjalani kehidupan normal dengan orang yang dicintainya. 

Dia juga telah mempromosikan sebuah kampanye di media sosial yang disebut 'pelukan' untuk mendukung orang lain yang harus mengisolasikan diri karena kondisi yang langka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar